宮川快斗
❝ 門前の小僧習わぬ経を読む。❞
ㅡ♞: CHARACTER INFORMATIONS
Birth name : Miyagawa Kaito
Kanji : 宮川快斗
Birth place : Setagaya-ku, Tokyo
Birth date : July 10th
Age : 19
Nationality : Japanese
Blood type : AB
Rhesus : Positive (+)
Sexual Orientation : Straight
Affiliation : Hakusenzai University
Major : International Relation
ㅡ♞: PHYSICAL APPEARANCE
Height : 1.83 m (6 ft 0.2 in)
Weight : 78 kg
Hair color : Black
Eye color : Black
Shoe size : 11 / 12 US
Shirt size : L
Handedness : Right-handed
Glasses : Yes (sometimes)
Tattoos : None
ㅡ♞: PERSONALITY
Tidak sedikit dari mereka yang berhubungan keluarga Miyagawa yang mengetahui perihal putera berparas bak pangeran di buku cerita fiksi. Kaito kerap atau selalu mendapatkan pujian perihal paras tampan, tubuh apik, serta otak yang cukup dapat diandalkan sedari kecil. Sayang, seluruh pujian itu membuatnya tamak dan percaya bahwa dia dapat melakukan apapun, baik itu hal yang baik maupun buruk. Kaito selalu percaya diriㅡnarsisㅡ dan menaruh perhatian lebih pada penampilannya. Ia senang dipandang menarik oleh orang, karena tiap kali dia melakukan kesalahan, semua orang akan terbutakan oleh visualnya. Kaito juga senang melampiaskan kekesalan pada orang lain, contohnya memukuli teman sewaktu duduk di bangku SMP dan SMA. Ia juga bermuka dua di depan guru atau pengajar, serta di depan orang-orang dengan kekayaan yang sama.
Di balik seluruh sifat buruk, Kaito sama seperti sebagian besar remaja pada umumnya. Pribadi yang terlihat ceria, menyenangkan, tidak jarang membuka konversasi (jika ingin), dan sangat menghormati orang yang lebih tua. Dia tetap bersikap baik di depan perempuan, gadis, atau orang yang lebih tua. Cara berpikirnya praktis dan selalu menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin dengan menghalalkan cara apapun.
ㅡ♞: TRIVIAS
Makanan kesukaannya adalah makanan dengan appearance yang cantik, mewah dan menggugah selera (bisa dikatakan makanan mahal). Tapi selain itu, Kaito juga menyukai Takoyaki.
Genre film kesukaannya adalah horror, sci-fi, dan action.
Diam-diam sering men-judge orang, terlebih lagi pada pertemuan pertama.
Penggemar berat Hokkaido Nippon-Ham Fighter, Aimer, dan King Gnu.
Olahraga yang dikuasai adalah baseball dan basket.
Mampu meminum wine, tetapi tidak dengan sake.
Sangat menjaga penampilan dengan melakukan perawatan kulit.
Kaito memiliki penglihatan yang kurang baik, namun dibandingkan memakai kacamata yang terkesan 'culun' dan tidak fashionable, dia lebih senang memakai kontak lensa.
ㅡ♞: BACKGROUND STORY
𝗤𝗨𝗘𝗦𝗧𝗜𝗢𝗡 𝟭: "𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑴𝒊𝒚𝒂𝒈𝒂𝒘𝒂 𝑲𝒂𝒊𝒕𝒐?"
Pertanyaan yang sangat mudah dijawab. Terlahir ke dalam keluarga Miyagawa dengan harta melimpah hasil dari Miyagawa, Inc., usaha keluarga di bidang konsultasi bisnis serta manajemen bisnis, Kaito tidak pernah merasakan hidup sulit mencari sesuap nasi. Pun ia tidak pernah merasakan bagaimana susahnya mengeluarkan seperak yen demi membeli mainan terbaru yang terpajang di etalase toko manapun. Dia dan Kana, adik kembarnya, selalu dimanja dan hidup berdampingan dengan harta kekayaan keluarga.
Meski mendapat perlakuan yang serupa, Kaito dan Kanna tumbuh besar menjadi dua sosok pribadi yang berbeda. Kanna yang mewarisi gen sang ibu, Haibara Anri, adalah definisi tenang menenangkan bagai hamparan langit disertai semilir bayu. Sementara Kaito cenderung tercipta dari cetakan sang ayah, Miyagawa Yusuke, adalah definisi tenang menyenangkan bagai debur ombak ringan di bibir pantai.
Kaito tumbuh besar di piramida bagian atas, di mana setiap orang akan memujinya demi dapat merambat naik ke piramida yang sama. Ia tidak jarang memanen pujian demi pujian selama di sekolah maupun di luar.
"𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖-𝙨𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙢𝙥𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞, 𝙮𝙖."
"𝙄𝙮𝙖, 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧! 𝘿𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙥𝙖𝙣𝙙𝙖𝙞 𝙗𝙚𝙧𝙤𝙡𝙖𝙝𝙧𝙖𝙜𝙖."
"𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙨 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙙𝙞𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙩𝙖𝙢𝙥𝙖𝙣."
"𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖-𝙨𝙚𝙣𝙥𝙖𝙞! 𝙎-𝙨-𝙨𝙖𝙮𝙖 ... 𝙖𝙝! 𝙄-𝙞𝙣𝙞!"
"𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖! 𝘼𝙮𝙤 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙡𝙤𝙢𝙥𝙤𝙠 𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙠𝙪 𝙨𝙖𝙟𝙖! 𝙋𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙖𝙪."
Dan masih banyak lagi yang tidak dia ingat. Seluruh cokelat bulan Valentine yang selalu ia dapatkan, seluruh surat berwarna merah muda dengan wangi manis bak vanilla yang kerap terselip di dalam loker, seluruh sorot mata terkagum dan memuja yang ia temui tiap kali berjalan di manapun. Kaito hidup dengan pujian, dan itulah yang membuatnya berubah.
Miyagawa sulung ini mulai mengetahui fakta bahwa seluruh perilaku buruk akan termaafkan hanya dengan menampakkan ekspresi layaknya anak baik-baik bila didukung visual yang mumpuni. Oh, benar, Miyagawa Kaito telah membuktikannya sendiri.
Ketika Kaito duduk di bangku SMP kelas dua, dia berteman dengan anak-anak dari kasta (anggap saja seperti itu) yang sama dengannya. Mereka menganggap bahwa orang lain lebih rendah dari mereka. Di sinilah setan mengambil alih moral dan kewarasan, ketika Kaito tertangkap basah mencontek tugas sekolah milik siswa lain. Namun, alih-alih dimarahi atau mendapat hukuman, guru justru membebaskannya dengan alasan, "𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙢𝙥𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙠."
𝙃𝙖𝙝𝙖, 𝙗𝙤𝙙𝙤𝙝!
Hal tersebut jua terjadi lagi ketika Kaito dengan sengaja mendorong keluar salah satu anak keluar dari antrian di kantin. Alasannya sepele, Kaito ingin mendapatkan menu yang didapat oleh anak tersebut. Sama seperti peristiwa mencontek, beberapa anak saling berbisik dan justru membela Kaito.
"𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙞 𝙠𝙖𝙘𝙖𝙢𝙖𝙩𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞."
"𝙄𝙮𝙖, 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧! 𝙈𝙞𝙮𝙖𝙜𝙖𝙬𝙖-𝙨𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖. 𝙋𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙡𝙚𝙬𝙖𝙩𝙖𝙣!"
Jadi, bagaimana hidup menjadi seorang Miyagawa Kaito? Menyenangkan. Teramat sangat menyenangkan duduk di atas puncak piramida tanpa diganggu.
𝗤𝗨𝗘𝗦𝗧𝗜𝗢𝗡 𝟮: "𝑳𝒂𝒍𝒖, 𝒂𝒑𝒂 𝑴𝒊𝒚𝒂𝒈𝒂𝒘𝒂 𝒀𝒖𝒔𝒖𝒌𝒆 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒊𝒕𝒐 𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒐𝒍𝒂𝒉?"
Pernah dengar seorang ayah yang peduli akan citra dan impresi di depan banyak orang? Ya, itulah definisi sempurna dari seorang Miyagawa Yusuke. Yusuke tahu perihal tindak-tanduk Kaito selama di sekolah. Toh, tiap kali sang anak akan dipanggil oleh pihak konseling sekolah, Yusuke berhasil menyuap mereka dan membuat permasalahan seakan hilang, menguap bersama embun. Yusuke beranggapan bahwa seluruh perilaku Kaito hanyalah fase pubertas dan tidak seharusnya dipermasalahkan berlebih.
Lihat, bahkan ayahnya pun mendukung Kaito menjadi buruk!
Kelalaian orang tua dapat memberikan dampak tersendiri pada anak, dan Miyagawa Kaito juga bukan pengecualian. Sikap yang terus-menerus dimaklumi karena wajah tampannya membuat si sulung Miyagawa kian lama berubah menjadi seorang perundung di sekolah. Tidak jarang ia menarik salah satu anak cupu terpandai di kelas ke halaman belakang sekolah untuk dijadikan sasaran dan tempat pelampiasan.
Kaito termasuk jajaran siswa ringan tangan dan bermulut pedas, pukulan dan ancaman-lah yang menghunus korban. Menghujani seseorang dengan air kotor, merusak kacamata seorang rekan sekelas, mencuri dari kantin dan menuduh orang lain yang melakukan, merobek pakaian olahraga anak lain dan membuang kain tersebut di tong sampah, pun pelbagai macam perangai lain telah ia lakukan. Sementara di hadapan orang-orang lain, ia menampilkan sikap selayaknya anak biasa pada umumnya.
Dan semua orang tetap memaafkan Miyagawa Kaito berkat paras tampannya.
𝗤𝗨𝗘𝗦𝗧𝗜𝗢𝗡 𝟯: "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔 𝒊𝒕𝒖, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝑴𝒊𝒚𝒂𝒈𝒂𝒘𝒂 𝑲𝒂𝒊𝒕𝒐 𝒅𝒊𝒌𝒖𝒍𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝑯𝒂𝒌𝒖𝒔𝒆𝒏𝒛𝒂𝒊 𝑼𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒕𝒚?"
Singkat cerita, kedua orang tuanya tidak satu pemahaman pun satu pemikiran. Miyagawa Yusuke boleh saja mempersilakan sang anak berlaku sebebas apapun, asalkan Kaito tidak mencemarkan nama baik Miyagawa di depan keluarga-keluarga terpandang lain. Kaito berteman dan bersikap baik dengan para anak dari keluarga terpandang, meski terkadang ia tidak ingin. Namun, Haibara Anri tidak seperti itu.
Haibara Anri merupakan sosok Baginda Ratu murah hati dan patuh pada moral kompas masyarakat. Semua perilaku harus sesuai dengan nilai tata krama dan nilai moral yang ditanamkan. Melihat anak lanang yang seperti berandalan jelas membuat Anri pusing tujuh keliling. Tombak utama keluarga Miyagawa tidak boleh terlihat cacat, sama halnya dengan Kana yang menurut ini-itu pada sang ibu.
Maka, yang pertama dilakukan Haibara Anri adalah memotong uang saku Kaito. Apakah Kaito kehabisan akal dan siasat? Jawabannya adalah tidak. Ia menggunakan kekuatan, kekuasaan, pengaruh, serta dominasi di lingkungan sekolah untuk diam-diam mendapatkan uang. Kaito selalu berpura-pura menjadi seorang teman di hadapan orang lain agar mendapatkan yang diinginkan. Sekali lagi, tidak ada yang berani melaporkan atau mempercayai kabar burung beredar karena wajah tampannya.
Rencana kedua Anri ialah mendaftarkan Kaito ke dalam bimbingan belajar atau semacamnya. Tujuan mulia sang ibu yaitu ingin sang anak mendapatkan pengetahuan lebih dan menyalurkan energi dalam wadah yang lebih baik. Lagi, Kaito hanya menurut karena dia tidak terlalu dirugikan dengan ini.
Kami-sama yang senang bermain takdir menjadikan Kaito salah satu pemeran utama dalam pentas akbar roman picisan. Miyagawa Kaito yang belum pernah jatuh hati pada seseorang akhirnya merasakan bagaimana ketika panah Cupid menembus dada. Bara cinta pertamanya menyala setelah bertemu seorang gadis cantik bersurai panjang bergelombang di tempat les. Ayane namanya, cantik seperti si juwita. Pertama kali Kaito jatuh hati dipenuhi perjuangan mendapatkan perhatian dari Ayane. Gadis itu baik, ramah, senyum yang menawan, banyak berbicara, maka tidak heran bila Kaito dapat dengan mudah mendekati.
Namun, satu hal yang tidak diduga oleh sulung Miyagawa ialah ketika Kaito mengungkapkan perasaannya.
"𝙈𝙖𝙖𝙛, 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙪𝙠𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙣𝙙𝙖𝙡𝙖𝙣."
Hahahaha ... bercanda, ya? Seorang Miyagawa Kaito ditolak? Akan diletakkan dimana wajahnya?
Selama belasan tahun hidup sebagai seorang yang permintaan selalu dipenuhi, penolakan ini pastilah tidak dapat diterima dengan mudah. Alih-alih menyerah, Kaito justru semakin bersemangat untuk mendapatkan Ayane, sampai akhirnya ia paham betul alasan di balik penolakan yang ia terima.
Adik dari Ayane adalah korban perundungan Kaito di sekolah, yang mana berulang kali dijadikan samsak berjalan oleh Kaito. Kejadian tersebut bermula ketika adik dari Ayane mengadukan perihal perbuatan Kaito ke Komite Ketertiban Sekolah. Jika kalian mengira Kaito mendapat hukuman pada akhirnya, salah besar. Kaito tetap bebas dengan hasil sogokan dari sang ayah. Namun, Kaito tetap Kaito yang ringan tangan. Ia menghukum adik Ayane dengan kekerasan, seperti yang telah dijelaskan di awal.
Dengan niat mendapatkan kembali hati sang pujaan hati, Kaito memantapkan diri untuk mengubah sifat dan sikapㅡberujung gagal berulang kaliㅡsedikit demi sedikit. Ia mulai dengan bersikap baik kepada adik Ayane, tetapi kebaikan tersebut ditolak mentah-mentah karena mengetahui intensi sesungguhnya atas sikap Kaito; hanya untuk memenangkan hati Ayane.
Penolakan kedua yang dialami oleh Kaito ialah mengetahui fakta bahwa Ayane menyukai pemuda lain. Marah? Jelas. Tidak terima? Jelas. Kesal? Jangan ditanya. Pelbagai macam perasaan bercampur aduk di dalam benak. Terlebih lagi ketika mencari tahu sosok yang digadang-gadang sebagai pujaan hati Ayane. Pemuda itu, 𝘀𝗶 𝘀𝗶𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂, tidak berbeda dari Miyagawa Kaito; seorang perundung kelas ulung dari sekolah lain. Kaito tahu bahwa pemuda itu mendekati Ayane dengan maksud tertentu. Namun, sayang, sekeras apapun Kaito berusaha untuk menyadarkan Ayane, gadis pujaannya lebih percaya pada rival kisah cinta mereka.
Kekesalan demi kekesalan justru semakin memicu perilaku buruk Kaito di sekolah. Dia membutuhkan wadah untuk amarah dan melampiaskan segala rasa kesal, cemburu, dan sakit hati dengan melakukan perundungan. Sikapnya di sekolah memburuk meski sebagian besar gadis-gadis di sekolah masih membela Kaito, 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐡𝐢𝐬 𝐯𝐢𝐬𝐮𝐚𝐥.
Atas alasan tersebut dan nilai Kaito yang tak jua membaik secara signifikan, membuat sang ibu akhirnya memutuskan untuk menitipkan Kaito pada salah satu saudara di SapporoㅡKimura Tatsuya, seorang dosen di Hakusenzai University. Sengaja dimasukkan ke jurusan Psikologi agar mempermudah pengawasan. Sayangnya, Kaito yang diperbudak cinta pertama lagi dan lagi memberontak. Ia menuliskan jurusan Hubungan Internasional di Hakusenzai pada opsi pilihan lembar ujian universitas. Mengapa? Karena Ayane mendaftar ke jurusan tersebut.
Apakah ini bentuk lain dari diperbudak cinta? Bukan, ini berbeda.
Kaito sengaja berbohong pada sang ibu perihal jurusan setelah tahu pilihan universitas Ayane dan pemuda sialan itu. Tujuan utama Kaito memang mendapatkan hati Ayane. Namun, jangan lupa, Kaito diam-diam memupuk dendam pada lawan percintaannya. Ia ingin membalaskan dendam dan menunjukkan pada Ayane bahwa pemuda itu tidak lebih dari Kaito, tidak dengan sifat yang sama dan wajah yang kalah jauh. Ia berjanji akan menghancurkan hidup pemuda itu selama di perkuliahan.
𝘾𝙖𝙢𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙨𝙖𝙟𝙖.
ㅡ♞: RELATION
will be update soon ...
ㅡ♞: WRITER's NOTE
Halaman ini berisikan paduan singkat untuk karakter Miyagawa Kaito oleh penulis #Leon. Sila untuk dibaca dan dipahami dengan seksama.
Brackets | Description |
---|---|
( " . . ." ) | Berinteraksi secara IC dan plot. |
( . . . ) | Berbicara sebagai Kaito secara IC. |
( // . . . ) | Berinteraksi secara OOC. |
#Leon | Berinteraksi sebagai penulis. |
Miyagawa Kaito adalah seorang fiksional karakter yang terlahir dari ide penulis #Leon. Apabila terdapat beberapa kesamaan dalam story line, hal tersebut adalah murni ketidaksengajaan.
Dilarang untuk melakukan rip-off karakter Miyagawa Kaito dalam segala aspek.
Penulis sangat mengapresiasi bilamana adanya opini atau kritik untuk karakter Miyagawa Kaito.
Untuk ajakan membangun relasi maupun plot, dapat menghubungi penulis via DM twitter: @hkz_bright.
Dilarang untuk melakukan god-modding, metagaming, dan powerplaying baik dalam interaksi maupun plot tanpa persetujuan dari penulis.